Kamis, 10 Juli 2014

Sony ciptakan smartphone dengan OS Windows Phone?     

Sony. © Knowyourmobile.com


Merdeka.com - Di bulan Februari 2013 lalu, ada sebuah produk dari Sony Ericsson (sebelum Sony dan Ericsson berpisah) yang rencananya akan gunakan Windows Phone untuk OS nya muncul di eBay.

Selang beberapa bulan, tidak ada lagi pemberitaan bahwa Sony ingin membuat perangkat mobile berbasis Windows Phone, milik Microsoft, karena sampai sekarang ini, perusahaan asal Jepang itu terus menggunakan Android untuk produknya.

Sony Windows Phone? Namun, seperti dikutip dari Phone Arena (09/07), ada satu penampakan produk smartphone milik Sony yang dari tampilannya sangat mirip dengan desain UI Windows Phone.

Foto yang diunggah pertama kali oleh @evleaks ini memunculkan satu spekulasi bahwa Sony ingin bermain dalam segmen lain, yaitu Windows Phone. Selama ini, hanya beberapa vendor besar saja yang pernah menggunakan OS mobile buatan Microsoft itu pada produknya, seperti Nokia, HTC dan Samsung.

Rumor lain menyatakan bahwa kemungkinan apabila foto tersebut benar, maka produk smartphone berbasis Windows Phone itu akan bernama Sony Lue Z.
Kabar terbaru yang merupakan klarifikasi dari @evleaks menyebutkan bahwa foto yang mereka unggah tersebut ternyata palsu.

Selasa, 08 Juli 2014

Android Froyo perlahan mati dan KitKat terus melambung     

Android. © Mytechideas.com



Merdeka.com - Adopsi yang cukup cepat diperlihatkan oleh pengguna Android KitKat. Hal itu terungkap berdasarkan grafik penggunaan operating system Android mulai Froyo sampai KitKat.

Dalam grafik penggunaan operating system Android itu, Froyo sebagai OS yang pernah mendapatkan masa emasnya sebelum era Gingerbread, kemungkinan hanya menunggu harinya saja untuk 'tutup mata.' Hal itu dikarenakan, distribusinya sampai sekarang hanya mencapai 0,7 persen saja.

Sedangkan Gingerbread walaupun perlahan sedikit mengalami penurunan dengan perolehan sebesar 13,5 persen, namun persentasenya masih unggul di atas Ice Cream Sandwich yang hanya memperoleh 11,4 persen saja.

Posisi pertama tentu saja dipegang oleh Jelly Bean dengan persentase versi 4.1.x sebesar 27,8 persen, 4.2.x sebesar 19,7 persen dan 4.3 sebesar 9.0 persen.
grafis
Yang menjadi satu catatan karena unik adalah Android 4.4 KitKat. Android versi ini ternyata diadopsi dengan cepat oleh pengguna perangkat berbasis OS dengan logo robot hijau itu.

Mulai diperkenalkan ke publik pada tanggal 03 September 2013 dan digunakan pertama kali di Google Nexus 5 pada tanggal 31 Oktober 2013 sampai sekarang sudah mendapatkan perolehan sebesar 17,9 persen secara global.

Beberapa minggu yang lalu, Google kembali memperkenalkan versi baru dari Android yang diberi kode nama "L." Belum diketahui apa nama panjang dari "L" itu, namun diperkirakan versi baru itu akan dapat diadopsi lebih cepat karena desain dan fitur di dalamnya lebih menarik dari model-model sebelumnya.
[das]

Minggu, 06 Juli 2014

Google Chrome ungguli Mozilla Firefox     

Browser. ©2014 Merdeka.com



Merdeka.com - Apabila selama ini terjadi perebutan di dunia browser dan tidak sedikit yang mengatakan bahwa Mozilla Firefox memiliki market share terbesar di dunia nomor dua setelah Microsoft Internet Explorer, namun pandangan tersebut sudah berubah.

Menurut penelitian dan analisis dari Net Application per Juni 2014, Google Chrome berhasil mengungguli dan menggusur posisi Firefox dalam perolehan market share di dunia browser, untuk pemakaian di desktop.

Dikutip dari Blog GSM Arena (01/07), untuk sementara memang Internet Explorer masih terlalu tangguh untuk dikalahkan karena market sharenya mencapai 58,38 persen dan menduduki peringkat pertama dunia.
grafis
Di posisi kedua per Juni 2014 adalah Chrome dengan perolehan market share sebanyak 19,34 persen dan di urutan ketiga adalah Firefox dengan perolehan sebesar 15,54 persen.

Namun, menurut data grafik di StatCounter, Chrome menduduki peringkat pertama sebagai browser paling besar yang digunakan di desktop, tablet atau konsol. Di posisi kedua adalah Internet Explorer dan di urutan ketiga adalah Firefox.
grafis
[das]

Spesifikasi Sony Xperia C3 tidak begitu mengecewakan     

Sony Xperia C3. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Setelah diperkenalkan beberapa hari lalu, tentunya akan banyak orang penasaran seperti apa spesifikasi dari produk baru Sony yaitu Xperia C3 itu.

Dalam perkenalannya, Sony mengklaim bahwa Xperia C3 ini adalah smartphone selfie yang mendukung fitur PROselfie cam dan beberapa aplikasi selfie baru terbaik dunia.

Penggunanya dapat mengambil gambar diri sendiri dengan menggunakan kamera pada bagian depannya yang dilengkapi dengan lensa beresolusi sebesar 5MP yang juga didukung dengan sudut bidik lebar (25mm dengan sudut tampilan 80 derajat) dengan mode Superiro Auto serta lampu flash LED.

"Xperia C3 adalah smartphone terbaru yang unik dari Sony, diciptakan untuk menawarkan pengalaman berbagi sosial terbaik lewat PROselfie cam baru yang bertenaga. Smartphone ini juga mewakili kombinasi yang terbaik dari Sony, dengan teknologi digital imaging terkemuka dan spesifikasi serta performa cemerlang, semua dalam harga kelas menengah," ujar Calum MacDougall, Director of Xperia Marketing di Sony Mobile Communications.

Seperti yang digunakan pada aplikasi chatting dan aplikasi kamera pada umumnya, Sony telah membenamkan Xperia C3 ini dengan aplikasi kamera selfie seperti efek AR yang dapat dapat menggabungkan beragam theme dan hiasan-hiasan lucu lainnya.

Di bagian belakangnya, Sony juga telah menempatkan kamera dengan resolusi sebesar 8MP Exmor RS yang dapat menghasilkan foto sempurna walaupun di tempat yang kurang pencahayaan.

Terdapat juga fitur-fitur menarik seperti Geo-tagging, touch focus, dace and smile detection, panorama, HDR dan berbagai macam aplikasi serta fitur menarik lain untuk kameranya yang juga dapat digunakan untuk merekam video (1080p).

Dimensi total dari perangkat mobile satu ini adalah sebesar 156,2 x 78,7 x 7,6 mm dengan berat hanya 149,7 gram. Layar yang digunakannya memiliki ukuran sebesar 5,5 inci IPS LCD dengan resolusi 720 x 1280 pixel (~267 ppi) dan dapat menampilkan gambar sejernih kristal karena layarnya telah menggunakan dengan teknologi Sony Mobile BRAVIA Engine 2 dan Triluminos.

Prosesor yang ada di dalamnya adalah Quad-core 1.2GHz Cortex-A7, chipset Qualcomm MSM8926 Snapdragon 400, GPU Adreno 305 dan operating system Android 4.4.2 KitKat.

Xperia C3 ini support untuk 3 jaringan berbeda, yaitu 2G (GSM 850/900/1800/1900 MHz), 3G (HSDPA 850/900/1900/2100 MHz) dan 4G (LTE 700/900/1800/2100/2600 MHz).

Untuk koneksitas datanya, Sony telah membekali Xperia C3 ini dengan GPRS (>107Kbps), EDGE (>296Kbps), HSDPA 42Mbps, HSUPA 5.76 Mbps, Cat4, 50Mbps UL, 150Mbps DL, WLAN (Wi-Fi 802.11 b/g/n, Wi-Fi Direct, DLNA, Wi-Fi hotspot) NFC, microUSB v2.0 dan Bluetooth v4.0, A2DP.

Fitur-fitur menarik di dalamnya adalah Superior Auto, Portrait retouch v.2, Efek AR, Timeshift-burst, Efek foto, Movie Creator, Social live, Sweep Panorama dan Vine.

Untuk baterainya, Sony telah melengkapi smartphone ini dengan Battery STAMINA Mode 3.0 yang berfungsi untuk memangkas keborosan daya dan menghemat baterai.

Baterai berjenis Li-Ion dengan daya sebesar 2500 mAh ini diklaim mampu bertahan lama sampai dengan 1040 jam di jaringan 2G dan sampai dengan 1000 jam di jaringan 3G, untuk mode stand-by.

Sedangkan di mode Talk atau bicara, baterainya mampu bertahan sampai dengan 11 jam di jaringan 2G dan sampai dengan 25 jam di jaringan 3G, serta sampai dengan 67 jam untuk memutar musik secara nonstop.

Sony menyediakan Xperia C3 ini dalam 3 warna yaitu hitam, putih dan mint. Peluncuran perdana Sony Xperia C3 ini akan dimulai pada bulan Agustus 2014 mendatang dengan China sebagai negara pertama yang akan mendapatkannya. Belum diketahui berapa harga dari produk baru Sony ini.

Jumat, 04 Juli 2014

http://us.images.detik.com/content/2014/07/04/317/androidone.jpgponsel android one (istimewa/nextpowerup)
Jakarta - Diumumkan pada event Google I/O, platform Android One yang disiapkan untuk ponsel terjangkau memang cukup bikin penasaran. Kini bocoran standar spesifikasi yang bakal dimilikinya mulai terungkap.

Meski lebih banyak ulasan mengenai ponsel high-end Android, Google sepertinya sadar betul segmen terbesar pengguna Android sejatinya berada di kelas menengah-bawah. Untuk itulah Android One dibuat, demi memberikan kinerja maksimal dengan paket yang terjangkau.

Tercatat ada beberapa produsen yang bakal memproduksi ponsel berbasis Android One, yang salah satunya adalah Micromax, perusahaan asal India. Namun informasi sebelumnya yang menyebut Google memilih MediaTek sebagai prosesor ponsel Android One bisa jadi tak terbukti.

Hal itu terlihat dari bocoran sebuah email yang membeberkan jeroan ponsel Android One besutan Micromax. Tertulis ponsel tersebut justru akan dibekali dengan prosesor dual core Snapdragon 200 besutan Qualcomm berkecepatan 1,2 GHz.

Tak ada informasi mengenai besaran RAM dan kapasitas memori internal yang diusungnya. Selain prosesor, informasi lain yang terungkap adalah bentang layarnya 4,5 inch dengan resolusi 960x540 pixel.

Seperti dilansir Ubergizmo, Jumat (4/7/2014), ponsel Android One asal India ini juga dibekali kamera 5 MP, dan mampu melakukan perekaman video pada resolusi FWVGA (854x480 pixel) dengan frame rate rata-rata 30 fps (frame per second).

Ponsel ini juga bakal menawarkan fitur dual SIM, tambahan slot micro SD, dan fitur FM radio. Adapun varian warnanya adalah hitam dan putih. Menariknya, material polycarbonate yang digunakan pada bodinya disebut setara ponsel kelas atas.
http://us.images.detik.com/content/2014/05/22/510/ponsell.jpgIlustrasi (detikfoto)
Jakarta - Saat ini banyak vendor ponsel yang menggunakan resolusi layar sebagai 'bahan jualan'. Namun apa sih sebenarnya resolusi layar di ponsel? Serta apa pengaruhnya pada tampilan?

Memang, sudah banyak pengguna yang telah mengerti arti dari resolusi layar beserta jenis-jenisnya. Pun demikian, tak sedikit juga pengguna yang cuma tahu namanya, tanpa mengerti maksudnya.

Berikut adalah jenis resolusi layar yang umumnya banyak digunakan di smartphone saat ini.

  • QVGA (320x240)
  • HVGA (480x320)
  • WVGA (800x480)
  • FWVGA (854x480)
  • DVGA (960x640)
  • WSVGA (1024x600)
  • XGA (1024x768)
  • WXGA (1366x768 / 1360x768 / 1280x800)
  • QXGA (2048x1536)
  • qHD (960x540)
  • HD (1280x720)
  • FHD (1920x1080)
  • QHD (2560x1440)

Lantas apa artinya? Begini, semakin besar resolusinya maka semakin berat juga kinerja grafiknya dan semakin boros konsumsi baterai.

Semakin besar resolusinya bukan berarti gambarnya semakin halus. Halus tidaknya layar bergantung juga pada ukuran layar (dalam satuan inch).

Perbandingan ukuran layar dan resolusi layar akan menentukan kepadatan layar tersebut yang dinyatakan dengan satuan ppi (pixel per inch), semakin tinggi nilai ppi maka semakin padat dan semakin halus.

Contoh: resolusi 1080x1920 pixel dengan ukuran layar 5 inch akan menghasilkan kepadatan 441 ppi, resolusi 1080x1920 pixel dengan ukuran layar 15 inch akan menghasilkan kepadatan 146 ppi.

Dari contoh di atas kita bisa melihat dengan resolusi yang sama tetapi dengan ukuran layar yang berbeda maka menghasilkan kepadatan yang berbeda.

Semakin kecil ppi maka setiap pixel bisa semakin terlihat jelas. Mata manusia sendiri sudah tidak dapat melihat secara jelas per pixel nya jika kepadatan layarnya sudah di atas 300 ppi.

Semoga pengetahuan mengenai resolusi layar ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk membeli smartphone impian Anda. (ash/ash) 

Rabu, 02 Juli 2014

Jumat, 04/07/2014 17:38 WIB
http://us.images.detik.com/content/2014/07/04/317/174131_ponselbatam.jpg

Batam - Pertama kali dalam sejarah, Indonesia akhirnya dapat memproduksi telepon seluler pintar atau smartphone. Ponsel berteknologi komunikasi 4G (fourth generation) yang memiliki kecepatan hingga 10 kali lipat dari kecepatan teknologi komunikasi 3G (third generation).

Ponsel yang diberi nama Ivo ini, didesain oleh PT Tata Sarana Mandiri (TSM) dan diproduksi oleh PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN).

Peluncuran Ivo berlangsung di kantor PTSN, Batam. Dihadiri oleh Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian Budi Darmadi, Wakil Gubernur Kepulauan Riau Soerya Reaspationo, Direktur TSM Sam Ali dan Direktur PTSN Abidin

Dalam sambutannya, Budi Darmadi mengatakan potensi industri ponsel di Tanah Air masih sangat besar. Untuk mencukupi kebutuhan, 62 juta unit ponsel terpaksa diimpor dari luar negeri, padahal seharusnya bisa diproduksi sendiri.

"Pemerintah berbasis pada besarnya pasar domestik, berusaha mendorong pelaku usaha untuk membangun industri telepon seluler di Indonesia," ungkap Budi, di Batam, Jumat (4/7/2014)

Dua perusahaan lokal telah membuktikannya dengan kehadiran ponsel Ivo. Budi optimistis hal ini dapat menarik minat investor dalam dan luar negeri lainnya untuk berinvestasi di Tanah Air.

"Kedua perusahaan menunjukkan kepada kita semua bahwa Indonesia merupakan pilihan menarik dan tepat untuk berinvestasi di dalam bidang industri telepon seluler," ujarnya.

Menurutnya Budi adanya Smartphone 4G akan membuat dunia internet di Indonesia terus berevolusi dan makin membuat masyarakat makin terhubung satu dengan yang lain tanpa ada batasan wilayah atau waktu.

Smartphone 4G buatan Indonesia, yang didukung oleh prosesor Qualcomm Snapdragon 400 quad core dengan dapur pacu 1.2 GHz, RAM 1 GB, Storage 8 GB, Camera 8 MP, dan dual sim card yang didesain khusus untuk kebutuhan Indonesia.

Smartphone 4G ini juga dapat bekerja pada berbagai frekuensi LTE lain seperti 1.800Mhz, 2.300Mhz, 2.600Mhz, termasuk frekuensi data 3G dan 2G, sehingga dapat beroperasi di berbagai negara.

(mkl/tyo)
http://us.images.detik.com/content/2014/07/02/1569/computerusb.jpg(ilustrasi/GettyImages)
Jakarta - Sekarang banyak colokan charger bisa dihubungkan tanpa harus ke stop kontak, men-charge melalui komputer/laptop/powerbank pun bisa. Namun apakah akan merusak ponsel tersebut jika keseringan mencharge selain di stop kontak? Karena durasi men-charge di komputer lebih lama ketimbang di stop kontak langsung. (Akhmad Poniman)

Jawaban:

Sekarang memang produk smartphone kita, port koneksi dan charging-nya semakin universal. Yang umum sekarang port data dan charging, digunakan micro USB. Kalau dulu, memang masing-masing brand memiliki port chargingdengan ukuran, pin, dan bentuk sendiri-sendiri.

Secara standar, USB mengeluarkan daya 5 volt, tetapi arus yang dikeluarkan masing-masing perangkat USB berbeda-beda. Umumnya charger smartphone yang menggunakan USB mengeluarkan arus 0,8 Ampere - 2 Ampere. Sedangkan pada USB laptop atau komputer hanya sekitar 0,5 Ampere saja.

Dengan arus yang lebih kecil, waktu yang dibutuhkan untuk mengisi baterai smartphone akan lebih lama jika kita colokkan ke port USB di laptop, dibandingkan dengan ke chargernya langsung.

Apakah merusak?

Sebenarnya tidak. Hanya saja memang port USB di laptop atau komputer, dihubungkan ke smartphone lebih ditujukan untuk koneksi data atau sinkronisasi, bukan standar charging.

Demikian pula Powerbank, dibuat bukan sebagai charger utama, tetapi lebih untuk keperluan darurat ketika smartphone kehabisan daya di jalan. Seringkali jika kita menghubungkan smartphone ke powerbank atau ke port USB komputer, tidak lama menempel terus sampai baterai penuh. Terkadang baru terisi setengah sudah di cabut.

Jika dibiarkan terlalu sering, bisa berpengaruh terhadap umur baterai. Pabrikan menyarankan setidaknya 1 minggu sekali smartphone di-charge menggunakan chargernya sampai benar-benar penuh.
(jsn/ash)